Arab Saudi Tetapkan 6 Juni untuk Idul Adha, Kok Cepat?

BRUNOTHEBANDIT.COM – Arab Saudi Tetapkan 6 Juni untuk Idul Adha, Kok Cepat? Keputusan Arab Saudi soal penetapan Idul Adha tahun ini sukses bikin banyak orang geleng-geleng. Pasalnya, tanggal 6 Juni 2025 diumumkan sebagai hari raya besar umat Islam, dan sebagian wilayah lain dibuat bertanya-tanya, kenapa bisa secepat itu? Meski kalender sudah lama jadi pedoman, tapi keputusan ini tetap bikin banyak kepala miring ke kanan dan kiri.

Penampakan Hilal yang Jadi Acuan

Seperti biasa, Arab Saudi menetapkan hari raya berdasarkan rukyatul hilal alias pengamatan bulan sabit muda. Namun tahun ini, hal menarik muncul dari kecepatan kemunculan hilal. Pada malam ke-29 bulan Zulkaidah, tim pengamat resmi menyatakan bahwa hilal sudah terlihat dengan jelas.

Berbeda dengan kebanyakan negara lain yang sering kali harus menunggu hingga keesokan harinya, Arab Saudi langsung menetapkan 1 Zulhijjah jatuh pada 27 Mei 2025. Artinya, hitungan hari ke-10 yang jadi puncak Idul Adha jatuh tepat pada 6 Juni 2025.

Reaksi Publik dan Negara Lain

Meski keputusan ini sudah diumumkan resmi, beberapa negara yang biasanya mengikuti keputusan Arab Saudi terlihat ragu-ragu. Beberapa bahkan menunggu konfirmasi dari otoritas masing-masing. Reaksi publik pun beragam. Ada yang langsung bersiap potong kambing, ada juga yang masih bingung sambil menatap langit malam.

Namun demikian, keputusan Arab Saudi tetap diikuti oleh jutaan jamaah haji yang sedang berada di Tanah Suci. Karena ibadah haji berpusat di sana, maka tanggal 6 Juni menjadi referensi utama mereka untuk menjalankan ritual puncak Arafah dan Idul Adha.

Penyesuaian Kalender Hijriah Global

Arab Saudi Tetapkan 6 Juni untuk Idul Adha, Kok Cepat?

Kalender Hijriah memang sering kali membuat perbedaan penanggalan antara satu negara dengan negara lain. Hal ini terjadi karena letak geografis yang mempengaruhi kapan hilal bisa terlihat. Maka, ketika Arab Saudi menetapkan Idul Adha lebih cepat, negara lain tak selalu bisa langsung mengikuti.

Namun, karena Arab Saudi menjadi pusat ibadah haji, penetapan hari Arafah dan Idul Adha oleh negeri itu tetap menjadi patokan global, terutama bagi umat Islam yang menjalankan kurban berdasarkan waktu haji. Walau sebagian umat Islam merayakan sehari setelahnya, perbedaan itu sudah lama dianggap wajar.

Baca Juga:  Bentrokan Berdarah Kelapa Gading: 2 Pelaku Ditangkap!

Mengapa Hilal Bisa Terlihat Lebih Cepat?

Pertanyaan menarik muncul: kenapa Arab Saudi bisa melihat hilal lebih awal? Jawabannya bukan cuma soal langit cerah atau teleskop canggih. Lokasi geografis negara tersebut memungkinkan sudut pandang yang berbeda terhadap pergerakan bulan. Bahkan sedikit derajat kemiringan bisa memberi efek besar pada waktu terlihatnya hilal.

Tak hanya itu, tim pengamat Saudi dikenal memiliki pengalaman tinggi dalam pemantauan hilal. Ditambah lagi, mereka menyebar di berbagai titik strategis. Maka dari itu, kemungkinan melihat hilal lebih cepat bukanlah hal aneh.

Perbedaan Waktu Bukan Hal Baru

Fenomena perbedaan waktu hari raya ini sebenarnya bukan pertama kali terjadi. Dari tahun ke tahun, umat Islam sudah terbiasa menghadapi perbedaan penetapan 1 Syawal maupun 10 Zulhijjah. Meski sering jadi perdebatan kecil, banyak juga yang justru menikmatinya sebagai warna-warni dalam praktik keagamaan.

Beberapa kalangan bahkan menganggap perbedaan itu sebagai kekayaan umat Islam. Selama tujuannya tetap ibadah dan ukhuwah, tanggal berbeda bukan masalah besar. Yang penting, semangat kurban dan refleksi makna Idul Adha tetap menyala.

Kesimpulan

Penetapan Idul Adha pada 6 Juni 2025 oleh Arab Saudi memang terasa lebih cepat dari biasanya. Namun, keputusan tersebut berdasarkan pengamatan hilal yang sah dan diakui. Meski menimbulkan kebingungan di beberapa negara, hal ini bukan sesuatu yang asing dalam dinamika kalender Hijriah.

Dengan memahami proses dan latar belakang keputusan tersebut, umat Islam bisa lebih bijak dalam menyikapi perbedaan waktu. Pada akhirnya, makna dari Idul Adha jauh lebih penting dari perbedaan tanggal. Semangat berbagi, ketulusan berkurban, dan persatuan umat tetap menjadi inti dari hari besar ini.

We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications